Miss My Old Friend

Dia, bukan teman dekatku. Bukan satu dari teman yang selalu berkomunikasi denganku dalam jangka waktu yang panjang. Bahkan, tak pernah sekalipun dia mengirimiku sms atau meneleponku. Walaupun aku pernah melakukannya karena menanyakan tugas.

Kami hanya terikat karena duduk sebangku, karena penempatan yang diurutkan dari nilai. Dan aku termasuk menengah kebawah. Tapi, dari situlah, aku jadi banyak bercerita padanya, karena moodku yang gampang berubah, ada kalanya dalam sehari aku penuh dengan keceriaan, tapi, ketika ada masalah dari bangun pagi, aku pasti datang dengan hening, sunyi dan sepi. Dan dia menyadarinya. Pernah suatu pagi aku dimarahi mamaku habis-habisan, dan aku hanya bisa diam di setiap waktu pelajaran. Kemudian dia bertanya apa yang terjadi padaku. Aku menceritakan yang bisa aku ceritakan. Pernah suatu ketika aku menyukai satu lagu, aku membawa artinya dalam bahasa inggris, kemudian kutunjukkan padanya. Seharian, ketika jam kosong aku menyanyikan lagu itu. Dia tak ambil pusing. Membiarkanku melakukan apa yang kumau. Tapi ia selalu siap jadi tempatku bercerita ketika aku butuh itu, karena tempat dudukku cukup jauh dari teman-teman dekatku. Aku hanya tau sedikit tentangnya, tentang pacarnya yang masih kecil, tentang kesenangannya bermain game online. Dia pintar, bahkan bisa dibilang jenius, hanya saja ia cukup malas melakukan sesuatu. Karena lebi suka menghabiskan waktunya untuk bermain. Tetapi, ketika ada satu tugas besar, ia akan menyelesaikannya dengan sangat baik, almost perfect.

Yah, dan sekarang aku kangen padanya. Dengan semua kegilaannya, kekonyolannya, dan apapun yang ada padanya. Hanya ingin tau bagaimana kabarnya setelah sekian lama berpisah. Aku tak tahu apa yang membuatku tiba-tiba teringat padanya, yang aku tahu, dan baru aku sadari adalah bahwa ia memberikan sesuatu yang luar biasa buatku, karena ada ketika aku butuh. Dan tak meminta apapun, benar-benar teman yang sangat luar biasa.