Wednesday, February 24, 2010

Perasaan

Mengetahui bagaimana perasaan orang lain padaku iku sungguh menyenangkan. Ketika aku tahu bahwa ternyata orang itu juga merasa nyaman dengan keberadaanku cukup meyakinkanku bahwa aku dibutuhkan ...

Aku rasa, yang paling penting dalam menjalin suatu hubungan bukanlah komunikasi saja, tetapi bicara dari hati ke hati. Ketika antara dua orang saling memberitahukan apa yang mereka rasakan, semua masalah pasti dapat diatasi.

Mengetahui sebagian dari apa yang dia rasakan, cukup untuk mengisi ulang ketidakpastian yang ada. Mungkin itu bukan semua yang dirasakannya. Aku tahu ada banyak hal lain yang pasti mengganggu pikirannya. Tapi aku tahu, aku tidak bisa memintanya untuk menceritakan semua secara langsung. Aku masih punya banyak waktu untuk menunggunya bercerita. Tapi satu hal yang aku rasa perlu ia ketahui adalah bahwa aku tidak bisa terus menunggu tanpa tahu apapun tentangnya. Karena kebutaan tentangnya cukup membuat diriku merasa tidak berguna.

Sunday, February 21, 2010

Sendiri atau Bersama

Setiap orang punya pilihan, begitu juga denganku. Ada beberapa sifat yang sangat menyulitkan diriku. Salah satunya adalah pencemburu. Aku tak tahu, apa yang membuatku bisa begitu cemburu bila ada orang yang kusayangi, lebih perhatian pada orang lain. Bukan keinginanku untuk cemburu pada orang itu, tetapi tanpa diperintah, perasaanku langsung merasakan kecemburuan yang luar biasa.

Aku lebih suka sendiri, karena aku tahu begitu aku bergantung pada satu orang, itu merupakan satu masalah baru untukku. Tapi, aku juga tak tahu bagaimana bisa aku terikat pada satu orang aneh tapi nyata. Penuh kecapekan tapi tetap tak bisa melepaskan.

Jika memang aku diharuskan untuk bisa berjalan sendiri, setidaknya aku berharap, tak ada perasaan yang mengikatku dengan orang lain bahkan sebelum adanya satu hubungan dekat.

Thursday, February 11, 2010

Kematian

Aku tahu, dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Aku tahu dalam setiap kelahiran ada kematian ...

Kematian adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Tapi aku selalu sedih, ketika orang yang kusayangi mengatakan hal itu padaku. Aku tahu, kita tidak bisa mengetahui berapa banyak waktu yang tersisa, tapi mengapa kita tidak mencoba untuk menikmati hari-hari yang tersisa itu untuk berbahagia, tapi untuk mengingat bahwa kita akan berpisah?

Itu bukanlah sesuatu yang bisa menjadi satu kenangan tentang kita. Itu justru merupakan sesuat yang membuatku berpikir, apakah hari itu besok? Dan itu sungguh membuatku merasa tak nyaman. Memang aku bukan orang yang bisa berbahagia bila aku sedang sedih. Tak akan bisa ...

Aku tak bisa menghabiskan waktuku yang tersisa bersamamu hanya untuk membicarakan bahwa waktu kita semakin sedikit. Aku ingin menghabiskannya untuk membuat banyak kenangan indah yang dapat ku ingat tentangmu ...

Wednesday, February 10, 2010

Anjing Kesayangan

"Aku tak pernah menyesal bisa mengenalmu, aku tahu kamu akan meninggalkanku, walaupun terlalu cepat waktu yang ada. Aku bahagia karena bisa punya banyak kenangan denganmu, walaupun tak semua menyenangkan. Aku sayang kamu, sejak dulu, sekarang, dan seterusnya. Kamu tetap punya ruang dihatiku yang tak akan bisa tergantikan~"


Aku punya banyak sekali anjing. Memang bukan anjing bermerek. Hanya sekumpulan anjing kampungan yang hidup bergerombol dengan keluarganya dalam satu rumah denganku. Aku punya belasan anjing, tapi aku paling sayang pada satu di antaranya.

Ia adalah seekor anjing perempuan yang sangat cantik, Ge Ai namanya. Waktu kecil, aku membawanya naik ke kamarku di lantai atas. Lalu aku turun untuk mengambil saudaranya yang lain. Aku ingin bermain dengan mereka. Kutinggalkan Ge Ai dan seorang saudaranya di kamar, dan aku turun mengambil saudaranya yang lain. Ternyata Ge Ai mencariku. Ia terjatuh dari atas hingga lantai bawah, aku kira ia akan mati, ternyata tidak. Ia tumbuh menjadi seorang anjing yang cantik dan pandai. Aku begitu menyayanginya.

Tiap hari, aku selalu memanggil namanya. Waktu memberi makan anjingku, yang kupanggil hanya namanya, "Geeee Aiiiii ..." dan begitu aku memanggil Ge Ai, anjing-anjingku yang lain juga akan langsung berlari bersamanya menghampiriku. Tapi hari ini, aku tak memberinya makan. Aku hanya bertemu dengannya 1 kali, itupun melihatnya dalam keadaan sekarat dan akhirnya meninggal.

Aku bangun siang sekali, jam 8 lebih. Kemudian aku pergi ke rumahku yang dulu untuk bersih-bersih. Belum sempat bertemu dengannya. Siang hari aku pulang untuk mengambil makan, aku tak merasakan suatu yang membuatku merasa tak enak.

Waktu keluar dari pintu dapur, aku melihat Ge Ai. Aku langsung memanggilnya. Biasanya ia akan langsung berdiri dan mengikutiku berjalan. Tapi kali ini ia hanya diam dan tetap pada posisinya. Kuhentikan langkahku dan terus memperhatikannya. Kupanggil lagi namanya, tapi dia tetap diam pada posisi yang sama. Aku panggil papaku. waktu aku kembali, ia ada di dalam, hampir masuk rumah. Ketika ku panggil, ia menoleh dan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk berusaha menghampiriku. Aku langsung menangis melihatnya. Segera ku ambil minyak goreng, dan dengan bantuan papaku, aku memasukan minyak itu ke mulutnya.

Satu detik, dua detik, kami (aku dan keluargaku) menunggu dan melihat reaksinya. Papaku memintaku mengambil minyak goreng lagi, dan aku melakukannya, dengan tangis dan sesenggukan. Ku masukkan lagi minyak ke mulutnya. Kemudian papaku meletakkannya ke pinggir. Aku melihatnya, dari jarak setengah meter. Melihati perutnya, memperhatikan napasnya. Kemudian aku berpindah ke depan pandangan matanya. Ku dengar ia merintih kesakitan. Aku begitu sedih, pedih mendengarkan iauan terakhirnya. Aku belai kepalanya, ku panggil namanya. Tapi ia tetap merintih kesakitan. Kemudian papaku memberinya norit, aku memasukkan ke mulutnya. Setelah selesai, napasnya mulai melambat. Aku terus memperhatikan gerak perutnya mengambil napas, semakin lambat hingga akhirnya benar-benar berhenti. Aku menangis histeris. Ini terlalu cepat ... Aku tak pernah menyangka ini adalah hari terakhir bertemu dengannya.

Ia tetap membuka matanya, sampai aku pergi kembali ke rumah ku yang lama, ia tetap membuka matanya. aku begitu sedih, aku menangis sangat histeris. Seolah sebagian jantungku hilang bersamanya. Mungkin tak akan terlalu berat jika Ge Ai tak menungguku, menanti kedatanganku di siang yang terik, berjalan semponyongan menuju dapur untuk bertemu dan melihatku ...

Tapi, aku bahagia ia menungguku. Mencariku sendiri dengan sisa kekuatan yang ia miliki untuk berjalan ke arahku dan mencariku. Aku begitu sedih karena ia yang harus mencariku, bukan aku yang datang ke tempatnya. Aku punya banyak sekali tenaga, lebih dari cukup untuk berlari menghampirinya, tetapi justru ia yang harus menggunakan sisa kehidupannya untuk mencariku.

Tiap pagi begitu bangun dan keluar rumah, satu nama itulah yang akan ku cari dan ku panggil. Siang hari sepulang kuliah, hanya nama itulah yang terlintas untuk ku panggil. Sore hari ketika akan mengunci pagar, satu nama itulah yang kuinginkan untuk menemaniku berjalan. Malam hari, ketika aku bersiap untuk tidur, hanya satu nama itulah yang aku cari ketika aku membuka jendela kamarku, melihat ke teras di samping, mencari, hanya ia, untuk memastikan ia ada di sana, menemaniku dari teras samping kamar. Hanya satu nama, Ge Ai ...

Tapi mulai hari ini, sore hari tadi aku pulang dari rumahku, mencari kehadirannya, dan yang ku temukan hanyalah kekosongan. Malam hari, aku juga hanya menemukan kekosongan, tak ada lagi suara gonggongan yang keluar dari mulutnya, tak ada lagi seringai nakal darinya, tak ada lagi lompatan dan liukan manjanya, tak akan ada lagi gerak bahagia dari ekornya ...

Aku pasti merindukannya ...

" Aku harap kamu bahagia di sana, dimanapun itu, karena aku, walaupun berat, berusaha untuk merelakan kepergianmu ... Pergilah dengan tenang,bawalah semua kenangan bersamamu. Dan aku akan tetap menyimpan kenangan bersamamu dalam ingatanku, selamanya ..."

Monday, February 08, 2010

Pacaran

Untuk apa orang berpacaran? Mendapatkan sesuatu yang lebih? Menghindari anggapan buruk dari orang lain?

Aku merasa pacaran itu tidak berguna, setelah melihat profil teman-temanku, yang sudah berulang kali berganti pacar. Tak ada yang menarik dari situ. Mungkinkah seseorang bisa mencintaimu seumur hidupnya?

Ada begitu banyak manusia di dunia, dan ada banyak pula yang memiliki daya tarik dan pesona yang luar biasa. Cinta mungkin bisa semakin hari semakin bertambah besar seperti pohon, tetapi, seperti pohon pula, cinta bisa layu dan mati.

Apa yang membuat manusia mencintai manusia yang lain?
Pesonanya? Penampilannya? Wajahnya?
Lalu, apakah mungkin ia masih bisa mencintai bila pesona, penampilan, dan wajahnya sudah tidak menarik perhatian lagi?

Best friend

Adakah orang yang bisa menerimamu apa adanya?
Semua kelebihan dan kekuranganmu?

Aku tak tahu apakah aku punya orang yang bisa menerima semua yang ada di dalam diriku. Yang aku tahu, aku punya orang yang ada waktu aku butuh seseorang untuk bicara. Sahabat bukanlah orang yang harus ada 24 jam, tahu apapun yang kamu lakukan selama 24 jam penuh.

Aku tak akan bisa menjadi seorang sahabat, jika yang aku lakukan hanyalah mengetahui apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu lakukan selama 24 jam. Mungkin terlihat lebih perhatian, karena aku punya banyak waktu untukmu.

Sahabat tak harus ada setiap waktu. Sahabat adalah seseorang yang akan kamu ingat pertama kali ketika kamu punya masalah, seseorang yang akan kamu rindukan ketika kamu merasa sendirian, tempat dimana kamu bisa berbagi cerita, suka dukamu.

Sunday, February 07, 2010

Perasaan

Perasaan itu aneh ...
Aku tak tahu apakah semua orang merasakan hal yang sama. Yang aku tahu aku merasakannya. Bahwa perasaan itu aneh dan tidak dapat di mengerti.

Manusia punya pikiran dan perasaan. Dan keduanya membuat manusia bingung menentukan mana yang benar-benar diinginkannya.


Aku bisa merasakan cinta - benci, gembira - sedih, perasaan yang saling bertentangan antara yang satu dan yang lain. Tetapi bisa muncul dan saling menggantikan hanya dalam hitungan detik. Menurutku, yang membuat perasaan itu berubah adalah pikiran. Pikiran bisa merubah perasaan, seharusnya pikiran juga dapat merubah perasaan. Hanya perlu adanya kemauan.