Thursday, May 21, 2020

Never Good Enough

Postingan ini seharusnya terbit tanggal 26 Juni 2013.

"No matter how hard I try, it never seems to be good enough for you."


Manusia berubah, waktu mengajari kita hal baru. Perlahan tapi pasti menjadikan diri kita berbeda dari sebelumnya. Sebanyak apa kita harus berubah? Sebanyak perubahan yang terjadi di sekitar kita? Sebanyak yang kita butuhkan untuk bisa terus ada?

Mungkin benar, menjadi dewasa berarti kita memiliki semakin banyak rahasia, semakin banyak hal yang tidak bisa diceritakan pada orang lain. Bukan karena kita tak ingin berbagi cerita, tetapi karena kita tak pernah tau kepada siapa kita bercerita. Apa yang akan dia pikirkan tentang kita, bagaimana perasaan mereka ketika kita bercerita kepada mereka. Semakin besar rasa curiga, karena memang semakin banyak yang memakai topeng, dan kita tak pernah tau bagaimana aslinya.

Friday, January 25, 2013

Life Will Never Be The Same Again

"Some people are just like the dark clouds. When they disappear, it's a brighter day"

Sering aku bertanya, kepada diriku sendiri, kepada orang-orang disekitarku. Sebenarnya untuk apa kita hidup di dunia ini? Aku rasa aku telah mendapatkan jawabannya.

" Kehidupan adalah sebuah permainan. Jika kamu tak bisa memainkannya, dia yang akan mempermainkanmu."

"Hidup adalah mendapatkan atau mempelajari. Jika kamu tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, maka pasti ada sesuatu yang harus kamu pelajari darinya."

Just Like the Morning Dew


"I've lost some people in my life. I let them go, or they let me go."

Ada kalanya aku ingin memiliki waktuku sendiri; menghabiskannya dengan orang yang aku sayangi.
Merasa nyaman seperti sinar matahari pagi.
Ada kalanya aku ingin menciptakan duniaku sendiri, seperti apa yang selalu aku bayangkan selama ini.
Merasa tenang seperti tetesan embun di pagi hari.

Kadang aku berpikir, aku selalu memikirkan hal yang sama, masalah yang sama. Hanya waktu dan orang didalamnya yang berubah. Seseorang datang, mengisi hari-hariku yang biasanya terasa sepi, memberi warna pada setiap benda menjadi lebih hidup. Hingga saat yang diberikan, kemudian menjauh dan menghilang. Tapi aku bersyukur, entah kenapa aku selalu memiliki orang-orang yang hadir ketika aku sendirian. Menghiburku, menyadarkanku, membantuku menemukan kembali sinar hati yang mulai meredup. I love everything in my life.

Friday, October 19, 2012

One Happiness

"I never thought that there will really be a man who loves me the way I am. Who shows me that I deserve to be loved by someone, unconditionally. But now I'm starting to believe that true love does exist."

Mencintai dan dicintai, menyayangi dan disayangi. Ketika suatu perasaan dibalas dengan satu perasaan yang sama, tak ada kata yang bisa mewakili perasaan yang ditimbulkan selain kebahagiaan.

Aku bukan seorang wanita yang sempurna dan tanpa cela. Aku punya banyak kekurangan dan aku tak pernah merasa terbaik diantara siapapun. Mungkin dalam beberapa hal aku bisa lebih baik dari mereka, tapi aku tau dalam beberapa hal mereka mungkin jauh lebih baik dari aku.

Banyak hal yang aku temui dan aku pelajari dalam hidupku. Tentang cinta, sayang, kekecewaan, patah dan sakit hati. Banyak orang yang aku temui dalam hidupku. Mereka yang baik hati, polos, perhitungan, penuh politik, dan yang munafik. Mungkin itu salah satu faktor mengapa aku tak mudah percaya. Terlalu banyak janji dan kata-kata manis yang pernah kudengar. Banyak hal yang seperti yang pernah aku pikirkan sebelumnya. Bahkan hampir semua yang aku pikirkan tentang relasi hidup manusia adalah salah. Hidup ini tak seindah bayanganku.

Tak mudah mempercayai orang yang baru saja aku kenal. Tapi entah kenapa, kepada beberapa orang aku selalu merasa pernah mengenalnya sebelumnya. Ada satu perasaan yang membuatku nyaman, dan mengatakan bahwa dia adalah saru orang yang pernah dekat denganku sebelumnya. Dan perasaan itulah yang membuat aku selalu mengingatnya.

Sunday, November 27, 2011

The Little Imperfections That Make It Perfect

Aku paling benci dibentak. Atau mungkin bisa aku bilang dimarahi dengan suara dan nada yang keras. Tak akan banyak mengubah diriku. Aku hanya bisa berubah dengan kelembutan dari nada dan tingkah laku.

Entah kenapa, dari dulu hingga saat ini. Aku sering kali berbeda pendapat dengan mamaku. Perbedaan ini sering membuat kami saling beradu argumen yang pada akhirnya menyebabkan satu dari dua hal ini. Aku pergi ke kamar, menangis dan merenung dalam kekecewaan, atau mamaku akan terus berceramah dengan nada khasnya yang tinggi dan keras. Yah itulah mamaku, seorang wanita yang begitu kuat menghadapi banyak hal. Dalam hal-hal tertentu beliau membuatku terkagum-kagum padanya. Walaupun dalam hal-hal lain, pemikiran beliau begitu berbeda dengan pikiranku dan membuatku jengkel dan kecewa karenanya.

Sering aku mengeluh, ketika aku merasa begitu tertekan dengan banyak hal. Sering aku merasa malas berada dirumah, karena pikiranku begitu suntuknya. Aku sayang mamaku. Dulu mungkin beliau ada di urutan ketiga dalam hatiku. Setelah emak dan papaku. Tapi saat ini beliau ada diurutan pertama dihatiku. Tak peduli betapa jengkelnya aku ketika sedang marah pada beliau, betapa tertekannya aku dengan setiap ajaran yang keluar dari bibir beliau. Mama tetap orang yang paling aku sayang. Sedikit demi sedikit, rencana hidup yang selama ini telah aku susun mulai bergeser. Perbedaan yang ada, semakin hari, semakin bisa disamakan. Mungkin karena aku beranjak dewasa dan bisa mulai berpikir seperti beliau. Atau mungkin mama sudah mulai mengerti celah untuk bisa masuk dalam diriku. Ketidaksempurnaan yang ada, kemarahan, kejengkelan, kekecewaan, segalanya membuat hidupku sempurna. Karena aku tau, semua itulah yang membentukku menjadi seperti saat ini.

Friday, November 25, 2011

The Future

Pada saat-saat tertentu, aku benci mengetahui apa yang mungkin akan terjadi di masa depan. Dan aku lebih benci lagi ketika hal itu benar-benar terjadi (jika itu bukanlah yang aku inginkan). Rasanya seperti membaca novel yang sangat mudah ditebak, di mana aku bisa mengetahui akhir yang terjadi.

Sering aku merasa mungkin aku terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu. Dan merasakan melebihi apa yang seharusnya aku rasakan. Aku bisa sangat bahagia hanya karena satu hal yang sangat kecil. Begitu juga sebaliknya. Aku bisa sangat sedih juga karena satu hal yang sangat sepele. Satu hal lagi yang sedang dalam proses perubahan. Bahwa tak seharusnya suasana hatiku berubah dengan begitu cepatnya karena hal-hal diluar diriku karena itu pasti akan sangat mengganggu.

Bagaimana jika aku begitu yakin akan sesuatu, dengan perasaan yang begitu kuat mengenai satu hal. Tetapi kenyataan yang terlihat pada saat ini menunjukkan kebalikannya? Haruskah aku mengikuti perasaanku? Atau meminta logikaku mengambil alih semuanya dan mengikuti kenyataan yang ada saat ini?

Tuesday, November 22, 2011

To Love and To Be Loved

Pernah suatu ketika seseorang bertanya kepadaku, "Mana yang kamu pilih, mencintai, atau dicintai?" Dan tanpa ragu, aku menjawabnya, "Mencintai ..."

Beberapa orang berkata kepadaku, bahwa wanita tak seharusnya menyukai pria terlebih dahulu. Aku tak benar-benar mengerti alesan di balik itu. Beberapa yang lain berkata bahwa wanita akan lebih bahagia jika hidup bersama orang yang mencintai mereka. Untuk yang satu ini, aku percaya dan telah melihat sendiri kebenarannya.

Tetapi, tetap saja semua itu tak bisa merubah perasaanku. Walaupun aku berusaha sebisa mungkin untuk bertahan, ada saat dimana cinta datang kepadaku dan tanpa aku sadari berkembang di dalamnya. Jika ada lagi, orang yang bertanya kepadaku tentang mana yang akan aku pilih, mencintai atau dicintai, aku akan tetap dengan tegas berkata, mencintai.

Entahlah, akhir-akhir ini aku sering merasa bahwa aku ini benar-benar bodoh. Kepolosan dan keluguan yang aku sadari dapat menyeretku dalam kekecewaan yang dalam setiap kalinya. Bagiku mencintai adalah satu hal yang sangat indah. Aku tak membutuhkan cinta balasan untuk bisa berbahagia, hanya dengan mencintai, memberi, dan membahagiakan orang itu cukup untuk membuatku bahagia setiap harinya. Sedangkan dicintai bagiku adalah kebalikannya. Ada rasa penyesalan karena tak bisa membalas perasaan itu. Ada perasaan sedih karena mungkin aku telah menyakiti orang itu. Dan ada perasaan tertekan, ketika menerima sesuatu tanpa dapat memberikan balasan kembali.