Tuesday, November 09, 2010

Hidup baru, kebahagiaan baru

Aku tiba di bandara jam 3, yah memang sesuai rencana awalku. Tapi ternyata kedua orang tuaku sudah tiba dan menunggu disana. Mamaku lupa bilang kalau berangkatnya jam 1 Singapura, bukan jam 1 Indonesia. Untung mereka tidak menunggu terlalu lama.

Aku membunyikan klakson ketika melihat pamanku. Mama dan papaku sedang duduk di kursi di samping tempat pamanku berdiri. Mamaku melambaikan tangan dan papaku segera bangkit dari duduknya dan mendorong kereta yang berisi koper dan barang-barang bawaannya. Aku turun dari mobil, mamaku memegang satu tas yang cukup berat, aku segera mengambil tas itu dari tangan beliau. Mamaku memeluk dan mencium pipiku. Tapi aku benar-benar sedang panik karena aku kira mereka sudah menunggu sangat lama, sehingga tak membalas memeluk beliau.

Setelah memasukkan semua barang bawaan ke bagasi mobil, kami segera naik dan meluncur ke sebuah restoran untuk makan. Mereka belum makan dari pagi, hanya mengganjal perut dengan roti dan susu. Aku tak berani memacu kecepatan tinggi, karena aku pikir papaku kakinya masih sakit setelah operasi, jadi aku memacu mobil dengan kecepatan sedang.

Aku bicara sangat banyak hari ini, bertanya banyak hal kepada papaku, bagaimana keadaannya, apa yang papa rasakan. Aku bilang, betapa takutnya aku ketika mendengar kabar papa akan operasi jantung, ketika aku mendengar bahwa itu operasi besar, ketika papa berkata padaku di telepon bahwa beliau akan operasi besar dan memintaku untuk berdoa.

Aku banyak menangis beberapa minggu ini. Dan aku rasa, mamaku jauh lebih banyak menangis dibandingkan aku, karena begitu melihat dan memelukku dibandara, kulihat mukanya memerah dan ada air mata yang membasahi mata beliau.

Di restoran, setelah memilih menu makanan, mamaku berjalan ke tempat roti melihat dan memilih beberapa barang. Aku dan papaku tinggal dan menunggu di meja. Aku berkata kepada papaku, bahwa mama banyak menangis, bahwa ketika papa operasi, banyak air mata yang keluar dari mata beliau. Aku bertanya apakah mama menangis ketika melihat papa sadar, dan dugaanku benar, papaku mengangguk dan berkata ia.

Di perjalanan pulang, aku bertanya apakah papaku takut waktu akan menjalani operasi.by pass jantung ini. Mamaku bilang, ketika diberi kabar bahwa harus operasi daging yang ada di dekat paru-paru papa, darah tinggi papa langsung naik. Papaku berkata bahwa beliau berpikir ~Kalau aku nda operasi, aku mati. Kalau aku operasi, aku masih teka-teki~ Dari pemikiran itulah papaku akhirnya membulatkan tekad dan dengan berani dan mantap menjalani operasi.

Begitu banyak yang kami bicarakan, sepanjang perjalanan diisi dengan banyak obrolan yang tak pernah berhenti mengalir.

Hari ini, pertama kalinya aku melihat papaku tertawa lepas setelah sekian lama. Aku begitu bahagia karena bisa membuat dan melihatnya tertawa ketika aku memperlihatkan padanya baju yang baru aku beli.

Hidup akan terasa sangat indah ketika kita bisa menyadari betapa berharganya hidup ini, betapa berharganya orang-orang yang hadir dalam hidup ini~

0 comments: