Saturday, October 30, 2010

Bridge and Her Father

Papaku akan operasi hari senin nanti, hari ini, aku mulai gelisah dan ketakutan. Dulu emakku pernah berjanji, beliau akan melihatku tumbuh besar dan menikah, tapi beliau pergi waktu aku bahkan belum mengenal yang namanya cinta.

Aku, ingin papaku menggandeng dan menyerahkanku kepada laki-laki yang kucintai di pelaminan. Aku benar-benar ingin orang yang mengantarku adalah papaku. Operasi besar, penyumbatan jantung, cukup membuat otakku berpikir sangat menyedihkan.

Aku, hampir saja menangis, ketika berbicara di telepon dengan papaku, ketika beliau berkata, "Papa, senin operasi ...., berdoa ya?" Pertama kalinya, aku mendengar nada ketakutan dalam suaranya. Seumur hidup, ini pertama kalinya aku mendengarnya begitu rapuh. "Ia, papa jaga kesehatan, nanti aku berdoa." Suaraku bergetar ketika mengatakannya. Percakapan diantara kami begitu dingin, aku tak tau harus bicara apa. Awalnya, aku tak terlalu takut dengan operasi ini, karena aku tau, dokternya pasti berpengalaman, tapi semua berubah setelah mendengar suara papaku.

Aku takuuuttt, jauh melebihi apapun yang kutakuti selama ini.

0 comments: