Monday, October 25, 2010

25 Oktober 2010 - ATM

Masih ada seorang wanita tua yang sibuk memencet tombol di dalam ATM itu. Aku akan membayar tagihan hp-ku hari ini, limitnya sudah habis sehingga aku harus membayarnya dulu agar bisa di pakai. Kuputuskan melangkah masuk dulu ke minimarket untuk membeli roti tawar putih titipan saudaraku.

Setelah membeli roti, aku keluar, dan antrian di atm ternyata cukup banyak, ada 2 orang tampak menunggu di depan atm itu. Kuputuskan menunggu di seberang mereka. Entahlah, pikiranku kosong, terlalu kosong. Orang di dalam atm itu keluar, aku sibuk dengan diriku, melihat ke lantai, sepertinya aku melamun, tak ada apapun di pikiranku, aku hanya melihat kebawah, ke depan kemudian ke bawah lagi.

"Dess?" sebuah suara terdengar di telingaku, segera aku melihat ke arah sumber suara. Beberapa detik aku hanya terdiam, belum benar-benar tersadar dari lamunanku. Pak Min? Otakku mulai bekerja dan memberitahukan informasi itu. Seketika mulutku merespon "Pak". Kami bicara sebentar, setelah itu beliau pergi.

Pertemuan yang sangat singkat, mungkin hanya 5 menit, tapi aku benar-benar bisa mengingat detail semuanya. Aku ingat bagaimana aku mendengar suaranya ketika memanggilku, aku ingat, bahwa air mataku hampir saja keluar ketika melihat wajahnya.

Pak Min, guru SD-ku. Guru pertama yang menempati hatiku dan akan selalu menjadi yang pertama. Seseorang yang menjadi teladanku, motivasiku.




Sepertinya, banyak sekali orang yang menjadi orang pertama dalam hidupku, orang-orang yang tak akan pernah terlupakan, orang-orang yang aku sayangi. Orang-orang yang melengkapi puzzle hidupku hingga aku menjadi menjadi diriku yang sekarang. Ingin rasanya, bertemu dan bersama mereka pada waktu yang bersamaan, mengabadikan setiap ekspresi yang keluar dari raut wajah mereka, andai otak manusia bisa seperti kamera, aku akan membutuhkan banyak waktu untuk mengulang melihat setiap adegan dalam hidupku. Dan untuk setiap adegan itu, setidaknya, mungkin aku akan memutarnya jutaan, ribuan, milyaran, bahkan triliunan kali setiap harinya. Terlalu berharga untuk ditinggalkan, terlalu indah untuk dilihat hanya satu kali. Emakku, papaku, kokoku, ada banyak sekali memori yang ingin ku ulang, aku igin merasakan kembali perasaan-perasaan yang tak bisa lagi aku rasakan dalam kondisi yang sama. Karena kami telah berubah, cara kita bersikap juga sudah tak sama.

Alam bawah sadar, aku pernah berpikir menghipnotis diriku sendiri, memasuki alam bawah sadarku, merasakan kembali perasaan-perasaan dan kejadian-kejadian yang pernah terjadi dalam hidupku, tapi aku belum berani melakukannya. Mungkin suatu saat nanti aku akan mencobanya. Dengan begitu aku tak akan terlalu menderita ketika sedang sedih, karena aku bisa kembali ke masa bersama emakku tercinta, atau anjing kesayanganku, atau menikmati kejadian lainnya.

0 comments: