Sunday, August 07, 2011

Photo and Friendship

Aku suka foto, entah sejak kapan aku mulai menyukainya. Yang aku tau, foto-fotoku mulai banyak sejak SMA. Tak ada yang spesial, alasan mengapa aku suka foto, mungkin karena dari situ aku mengamati perubahan yang ada pada diriku. Rona wajah, senyuman, hingga berat badan.

Persahabatan adalah satu hal yang paling aku hargai, disamping kepercayaan. Tak mudah menemukan orang-orang yang bisa memahami, menerima, bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkanmu ketika kamu ada masalah, membantumu, dan menegurmu ketika kamu salah.

Aku pernah kepaitan dengan teman, sering malah. Tapi aku tau aku punya sahabat dan mereka adalah yang terbaik yang pernah ada, selalu menjadi yang terbaik. Menjadi sahabatku, dulu mungkin itu satu hal yang sangat mudah, karena aku membuka ruang untuk siapapun yang ingin menjadi teman dekatku, tapi sekarang berbeda, ada banyak hal yang perlu dilalui di dalamnya. Aku telah belajar banyak tentang persahabatan, tentang bagaimana teman yang tulus dan bagaimana yang hanya memanfaatkan. Dan aku akui, cara pandangku tentang teman yang baik selama ini adalah salah. Mungkin tak sepenuhnya salah, karena tiap orang punya karakter yang berbeda, tapi aku mulai menjaga siapa yang bisa menjadi teman dekatku.

Ketika dekat dengan seseorang, sangat mudah untuk menumbuhkan rasa sayang dari kedekatan itu. Ingin memberikan lebih banyak dan membuat mereka bahagia, ingin berbicara banyak dan tak ingin mengakhirinya. Aku suka sekali foto dengan teman-teman dekatku. Alasannya bukan untuk pamer. Tapi aku ingin, jika ternyata suatu saat nanti, sesuatu terjadi padaku hingga aku tak ingat siapa-siapa, aku bisa membuka kenangan yang ada, lewat foto-foto itu, dan cerita di buku harianku. Tapi saat ini buka harian terlalu berbahaya, ada rasa malu ketika tau ada orang yang mungkin akan membuka dan membacanya, karena bahasaku yang sangat puitis ketika menulis didalamnya. Seolah berbicara dengan diriku yang lain, dan hanya untuk kami berdua.

Foto bagaikan sebuah simbol yang menguatkanku bahwa aku dekat dengan mereka, dan itu adalah hal yang nyata, bukan hanya bayang-bayang dalam pikiranku. Ada kalanya ketika aku dekat dengan seseorang, tetapi tak memiliki satu foto pun dengannya, seolah-olah ada satu hal yang salah, seperti rasa bahwa dia tak benar-benar bahagia berteman denganku dan itulah alasan mengapa tak ada satu pun foto kami bersama. Dan itu terlalu menyakitkan untuk dirasakan.

Pertama kalinya aku menyadari hal ini adalah saat pertama kalinya aku tau bahwa aku punya sahabat. Betapa bahagianya ketika seseorang berkata bahwa aku adalah sahabatnya. Aku bukan orang yang bisa dengan terang-terangan berkata demikian, mungkin karena ada rasa takut bahwa dia mungkin tak menganggapku sahabatnya juga. Dan yang biasa aku lakukan hanyalah memberi, dan yang paling sering kulakukan adalah memberi perhatian.

0 comments: