Tuesday, August 09, 2011

My Routine

Huff ...
Ini hari kedua masuk kuliah, tapi sudah ada 2 tugas makalah yang keluar. Rekayasa pondasi sama ISBD. Mulai sedikit lelah dengan aktivitas yang ada. Padahal besok benar-benar hari yang paling membabi buta, kuliah dari pagi sampe malam x_x

Ada 3 mata kuliah yang ketolak, mata kuliah yang harus aku ambil karena nda isa ambil manajemen konstruksi supaya semester depan bisa tetep jalan. Padahal waktu prs aku sudah memasukkan 20 sks pilihan 1 dan sisanya di pilihan 2. Ada banyak keanehan dalam penerimaan kelas. Tapi tak jadi masalah. Setiap masalah selalu ada solusinya, ketika suatu masalah tak memiliki solusi, maka itu bukan masalah =D

Aku mulai bekerja sambilan lagi, untuk kedua kalinya. Aku ingin menambah pemasukan sendiri, karena ada masalah dalam keluarga yang tak bisa diceritakan ke sembarang orang. Ya, dan dari sinilah aku mengerti bahwa aku benar-benar tak bisa bekerja dengan adanya jadwal pasti yang harus dijalani berulang kali. Mungkin karena selama ini aku melihat bagaimana orang tuaku bekerja. Menjadi wiraswasta melanjutkan pekerjaan orang tuaku sepertinya akan menjadi pilihan pertama dalam urutan pekerjaan yang aku inginkan. Karena disitu aku bebas melakukan apa yang aku inginkan, menjalankan sistem yang selama ini aku bayangkan dan bisa memilih hari libur sesuai yang aku ingini.

Selain itu, mungkin aku akan membuka beberapa bisnis lain lagi. Kemudian belajar tentang hukum (sepertinya aku nda jadi ambil s1 hukum karena aku malas sekali harus ikut ospek sekali lagi, lebih baik cari uang, daripada menghabiskan uang untuk membayar biaya kuliah, toh kuliah juga sebenarnya hanya menjadi lebih tau dari buku-buku yang ada). Mmm, sepertinya membeli beberapa buku psikologi juga mengasikkan. Psikologi adalah satu-satunya yang menarik perhatianku sejak lama, mungkin kalau di kampusku saat ini ada jurusan psikologi, aku pasti langsung masuk disana. Rasanya menyenangkan sekali mencari tau karakter-karakter orang dan sebagainya. Tapi sepertinya rugi kalo kuliah jurusan itu. Aku dengar kebanyakan orang yang masuk psikolog punya perasaan ingin saling menusuk dari belakang. Tapi aku tak benar-benar percaya karena pada kenyataannya tak semua orang seperti itu. Membaca buku psikologi sangat menyenangkan. Dulu waktu aku SMA, tiap kali ke perpustakaan aku pasti menuju lorong buku psikologi dan meminjamnya. Pernah suatu kali, ada satu buku tentang penyiksaan anak oleh orang tuanya, judulnya "A Child Called It". Ceritanya tentang seorang anak yang disiksa oleh ibunya sendiri hingga punya trauma yang sangat besar sekali, sangat kejam dan diceritakan dengan detail yang cukup banyak, sering aku merinding ketika membayangkan kejadian yang sesungguhnya. Aku membeli buku kelanjutannya. Dan ketika membacanya, mamaku marah luar biasa karena aku membaca buku yang menurut beliau bukan urusanku. Ada yang aneh dengan aku? Aku sendiri tak tau, aku selalu suka ikut ambil bagian dalam masalah orang, terutama yang berhubungan dengan perasaan dan relasi dengan yang lain. Bukan untuk mencampuri urusannya, hanya saja aku benar-benar merasa bisa belajar lebih banyak, dan bisa membantu orang itu melihat dari sudut pandang lain yang sebelumnya tak pernah ia sadari.

Sepertinya belajar buku psikologi yang pertama deh. Terlalu menarik untuk dilewatkan. Aku sedang mencari tau kenapa ada orang yang memiliki cara pandang saudara tak beda dengan orang lain. Sangat menyedihkan membayangkan jika aku adalah saudara kandungnya, dan mengetahu bahwa aku tak beda dengan orang lain. Dimana tiap pertemuan antara kami adalah pertemuan hanya untuk membicarakan tentang bisnis dan tidak tentang yang lainnya, termasuk keluarga. Bagaimana bisa seorang anak tak bisa memberikan telinga untuk mendengar keluh kesah orang tuanya sehingga beliau bisa sedikit lega karena bisa mengutarakan perasaannya, bagaimana bisa seorang anak meminta sesuatu yang membutuhkan uang sangat banyak tanpa memikirkan bahwa orang tuanya memikirkan hal itu hingga stress dan depresi, terlalu banyak hal yang ingin aku ketahui, mungkin suatu saat nanti, setelah lulus kuliah mungkin, perlahan-lahan menganalisa dan mencari jawabannya.

0 comments: