Saturday, December 04, 2010

4 Desember 2010

Hal yang paling aku benci dalam hidupku adalah dimarahi. Hal itu membuat otakku berdetak lebih cepat dan membuat kepalaku sakit.

Terlahir disebuah keluarga yang keras, punya kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Dulu, pernah suatu kali, aku menginginkan sesuatu, dan nenekku menginginkan sesuatu. Mamaku mendahulukan keinginan nenekku dan menunda keinginanku. Saat aku tanya alasannya, mamaku menjawab, bahwa orang tua hanya punya sedikit waktu daripada yang lebih muda. Karena itulah mereka didahulukan. Aku berpikir, bagaimana bisa tau, bahwa yang tua punya lebih banyak waktu? Memang, secara logika, orang yang lebih tua punya waktu lebih sedikit daripada yang lebih tua, tapi, ada juga kan anak kecil yang meninggal. Bukankah seharusnya sama saja. Kadang tampak sangat tidak adil bagiku. Tapi, walaupun demikian, sudah tertanam dalam diriku secara utuh untuk mendahulukan yang lebih tua.

Aku tau, mungkin ada keluarga yang jauh lebih keras dari keluargaku.
Yang aku rasa sangat berat, aku tau pasti ada orang yang punya masalah lebih berat. Kadang aku capek dan ingin sekali melarikan diri. Biasanya, yang bisa aku lakukan adalah mengakhiri hari dengan tidur, atau menangis. Dua hal yang akan membuatku merasa lebih baik dari sebelumnya.

Ada kalanya, aku ingin mengikuti apa yang aku rasa. Bahwa aku sangat lelah selalu salah, dan aku sangat lelah selalu mengeluarkan air mata disaat aku tak berdaya. Dan aku benci setiap kali kontrol di dalam diriku mengingatkan bahwa aku adalah salah satu orang yang beruntung karena bisa terlahir dikeluarga menengah dan punya banyak hal yang orang lain tak punya, tempat tinggal, keluarga, harta.

Sepertinya, masih ada gejolak didalam diriku, sisi yang saling bertentangan dan mengontrol satu sama lain. Dan sepertinya, aku memberikan tekanan untuk diriku sendiri. Sebanyak apapun aku berusaha memberikan yang aku inginkan, aku tetap masih merasa tertekan.


Aku tak tau, apa yang salah dalam diriku, tapi aku merasa tak punya rona kehidupan. Bahkan aku tak bisa melihat sinar kehidupan di dalam mataku. Aku tak tau, kapan sinar itu mulai berkurang, aku hanya baru saja menyadari bahwa sinar kehidupan dimataku telah pudar. Aku berusaha mencarinya kembali, sinar kehidupan dan kebahagiaan yang ada dimataku dulu.

0 comments: