Wednesday, October 05, 2011

My Dream Life and The Real One

Di dunia ini, ada banyak sekali yang belum aku ketahui. Segala sesuatu di dunia ini ibarat air yang ada di samudera, dan apa yang aku ketahui hanyalah sebatas air yang ada di dalam sebuah gelas. Segala sesuatu berubah, menjadi lebih dari sebelumnya. Lebih baik, atau bahkan mungkin menjadi lebih buruk.

Aku selalu membayangkan tentang hidupku. Itulah bagaimana aku menghabiskan hari-hariku dimasa kecil. Tanpa seorang saudara perempuan yang bisa aku ajak bermain, merenung dan berkhayal adalah jalan satu-satunya yang bisa aku lakukan sebagai seorang anak introvert saat itu. Dan tentu saa impian itu melekat dalam ingatanku, dan semakin dewasa, segalanya benar-benar berbeda. Semua tak seperti apa yan aku bayangkan selama ini. Kenyataan yang ada benar-benar membuat kehidupan impian itu perlahan-lahan pudar. Aku tak pernah tau seperti apa kehidupan yang sebenarnya. Tak ada yang memberi tahuku apa yang harus aku lakukan pada diriku, pada hidupku, dan pada apa yang mungkin terjadi padaku. Aku hanya menerima nasehat-nasehat pendek tanpa mengetahui alasan yang ada dibelakangnya. Mungkin karena itulah ada banyak kepahitan yang tertanam di dasar jiwaku. Hidupku ini seperti kelinci percobaan, dimana aku akan selalu mempertaruhkan segala sesuatu untuk memutuskan menempuh suatu jalan beserta resiko yang ada di dalamnya.

Beberapa waktu yang lalu, aku menonton satu drama korea berjudul Personal Taste. Dan sejak itu, aku mulai berpikir, betapa miripnya aku dengan tokoh utama bernama Park Gae In, seorang wanita yang benar-benar bodoh dan hanya mengetahui secara dangkal tentang apa yang seharusnya dilakukan pada dirinya sendiri. Kebodohan yang sama, tentang penampilan, tentang perasaan, tentang memperlakukan orang yang disayang, tentang teman dekat dan sahabat. Semua sama. Pernah aku tertawa dan menangis bersamaan, mengetahui bahwa aku sama bodohnya dengan wanita itu. Aku melihat kebodohannya di film yang pada kenyataannya adalah kebodohanku di dunia nyata. Sedikit-sedikit aku belajar, bagaimana harus bertindak, dan tentu saja begitu sulitnya untuk dilakukan, karena aku harus mengingatkan diriku sendiri ketika aku salah. Dunia ini aneh, atau mungkin justru akulah yang aneh.

0 comments: