Sunday, March 07, 2010

Father


Waktu, berjalan tanpa henti ... Manusia hanya bisa mengikuti tanpa bisa menghentikannya ... Aku hari ini baru memperhatikan papaku ... Seorang pria yang sudah mulai kehilangan kegagahannya karena termakan usia ... Terbaring tidur dengan bantal yang menopang kepalanya setelah meminum obat penenang karena maagnya bermasalah ... Aku menyayanginya ... Aku tak tahu pasti seberapa besar rasa itu ... Menyadari hal itu sudah jauh daripada cukup. Aku menangis, melihatnya terlelap karena pengaruh obat. Bernapas di tengah-tengah cegukannya yang belum bisa dihentikan ... Sedih ... Aku pernah merasakan kesedihan juga sebelumnya, ketika papaku sesak napas. Aku menangis di depannya waktu itu. Tapi kali ini aku menahan tangisku sampai aku berada di kamarku. Sendirian, menangis dan bertanya, mengapa harus terjadi pada papaku. Akan lebih baik jika papaku tak lagi cegukan dalam tidurnya. Terlelap dengan napas yang bisa mulai di atur dan di kendalikan ... Aku tak suka bersedih sendirian. Aku ingin seseorang yang memahamiku. Ada bersamaku ketika aku benar-benar butuh seseorang di sampingku. Dan aku baru saja tahu siapa orang itu ...